Menjadikan Departemen SDM sebagai “
Strategic Partner” Perusahaan dengan " HR Scorecard"
BRIAN, mrk
dan Dave dalam bukunya The HR Scorecard Menceritakan jawaban seorang CEO ketika
di Tanya bagaimana ia melibatkan Exsekutif SDM Nya dalam mengelola tantangan bisnis
ke depan. Sang CEO mengatakan “ Exsekutif SDM
saya memang berbakat, dia telah meluncurkan sebuah teknik-teknik
pengelolaan SDM yang luar biasa. Perecrutan yang inovatif, system pengajian
berbasis kinerja, dan komunikasi yang intensif, tetapi saya tidak melihat
relevansi tersebut dengan masalah tantangan bisnis yang saya hadapi termasuk
mengubah persepsi investor terhadap nilai pasar perusahaan.”
Buku tersebut telah diterbitkan lebih dari 10 tahun yang
lalu, tetapi dalam kenyataannya sampai sekarang masih banyak CEO perusahaan
yang masih memiliki pola pikir yang sama.
Hal tersebut semangkin di perburuk ketika exsekutif SDM di perusahaan juga
memiliki paradigm yang sama. Oleh karena itu, mengabil mata rantai apa yang
hilang antara peran department SDM dan keterkaitannya dengan bisnis.
Sebuah contoh, perbaikan paredigma telah di lakukan oleh
SEARS dengan menyatakan visinya yang insviratif. Bagi SEARS, untuk menjadikan tempat yang
sulit di tolak investor, perusahaan mula-mula harus menjadi tempat berbelanja
yang sulit di tolak. Agar menjadi tempat berbelanja yang sulit di tolak,
perusahaan harus menjadi tempat bekerja yang sulit di tolak. Jadi, bagi sears, menjadi perusahaan tempat
bekerja yang sulit di tolak merupakan sarana untuk menjadi perusahaan yang
sulit di tolak investor.
Beberapa
perusahaan Blue chip di Indonesia telah lama menempatkan SDM sebagai sebuah
asset. Salah satu factor utama yang
menjadi kunci utama yang menjadika kunci sukses perusahaan adalah bagaimana
mengelola INTANGIBLE asset tersebut menjadi sebuah Tanggible asset.
Mengelola Intangible asset menjadi sebuah Tangible asset
bukanlah sesuatu yang mudah. DAVE Ulrich, salah satu guru management SDM
mengatakan, hal pertama yang paling penting adalah mengubah paradigm tentang
peranan departemen SDM. Peran department
SDM sudah harus melakukan pergeseran dari tradisional yang hanya sebagai
administration expert atau pengelola fungsi2 administrasi, menjadi peran yang
lebih tinggi lagi yaitu sebagai “ Strategic partner”, atau partner perusahaan
dalam mengelola strategi. Dengan perannya yang baru tersebut di perlukan sebuah
keselarasan. Departemen SDM juga harus mengetahui arah dan strategi perusahaan
serta hubungan antara fungsi2 SDM secara langsung dengan strategi dan tujuan
perusahaan.
Peran dan
fungsi sebagai Strategic partner, yaitu menelaah keterkaitan antara strategic
perusahaan dan fungsi2 yang harus dilakukan oleh divisi SDM, memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kinerja perusahaan secara
sistematis melalui alat yang terukur. Bagi perusahaan yang telah
mengimflementasikan “ Balanced Scorecard”, membuat alat ukur kerja divisi SDM
atau HR Scorecard yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan adalah
keharusan. Hr Scorecard adalah mengambarkan bagaimana strategi department SDM
dalam menunjang pencapaian perusahaan, yang dilengkapi dengan alat ukur
kuantitatif sebagai indicator pencapaian sasaran strategis departemen, yang di
sertai dengan target yang jelas dan bagaimana inisiatif untuk mencapainya
termasuk peta trategi yang berhadap(link) dan jelas.
Ada sebuah contoh jika dahulu salah satu cara perusahaan
melihat kinerja department SDM dengan mengukur berapa hari di butuhkan untuk
mencari “ replacement salesman” yang keluar. Maka dengan paradigm yang baru
sebagai” strategi partner” dan bantuan HR Scorecard, Ukurannya mulai diganti
dengan “ opportunity Lost” atau nilai kehilangan pendapatan perusahaan ketika
ada seseorang salesmen mengundurkan diri. Apa perbedaannya?, perbedaannya adalah,
yang kedua sangatlah memerlukan keperdulian akan tujuan utama perusahaan yaitu “ sebagai Profit oriented organization”
yang sangat penting untuk mendapatkan Revenue, sedangkan yang pertama
tidak. So, bagaimana dengan perusahaan anda????
Sumber tulisan: harian
Kompas (sabtu, 6 april 2013)
Consultasi:
Apakah bapak/ibu membutuhkan tenaga konsultan yang professional,
jujur dan transfaran?, silahkan hubungi kami sekarang juga: