WHAT
IS “BALANCED SCORE CARD” (BSC)?
- Sejarah BSC
Balanced
Scorecard (BSC) pertama sekali di perkenalkan oleh Mr. Kaplan dan Mr Norton di
tahun 1990 an. Yang mana masih berbentuk sederhana dan hanya berupa pengukuran
untuk 4 persefektif yaitu:
11. Keuangan
22. Pelanggan
33. Proses
bisnis dan,
44. Inovasi
Dimana Tujuan awalnya adalah sebagai alat pengukuran
Kinerja organisasi yang focus kepada
keuangan saja. Namun seiring perjalanan waktu , teryata system BSC awal
tidaklah cukup terhadap pertumbuhan organisasi.
Bagi organisasi, Kinerja tersebut
tidak hanya untuk di ukur, lebih dari itu harus di kelola agar tercapainya
target organisasi. Maka seiring dengan hal tersebut, dilakukanlah penyempurnaan
konsep terhadap BSC yang di ikuti oleh terbitnya buku Mr Norton dan Kaplan yang baru. Dari buku Strategy
performance focus Organization (SPFO),
yang materinya tentang pentingnya organisasi berfokus terhadap
Kinerja.
Dimana ruang lingkup yang di sampaikan oleh 2 sekawan ini adalah pentingnya pemetaan strategy sebagai sebuah TOOLS untuk visualisasi dan menjelaskan bagaimana mengubah asset yang tidak kelihatan “ intangible asset” menjadi sebuah “ Tangible asset”. Berikut keluarlah buku ALIGNMENT yang bercerita bagaimana pentingnya keharmonisan/keselarasan dalam tubuh organisasi. Dan yang terakhir, sepasang MR BSC ini meluncurkan bagaimana pentingnya untuk melakukan EKSEKUSI.
Dimana ruang lingkup yang di sampaikan oleh 2 sekawan ini adalah pentingnya pemetaan strategy sebagai sebuah TOOLS untuk visualisasi dan menjelaskan bagaimana mengubah asset yang tidak kelihatan “ intangible asset” menjadi sebuah “ Tangible asset”. Berikut keluarlah buku ALIGNMENT yang bercerita bagaimana pentingnya keharmonisan/keselarasan dalam tubuh organisasi. Dan yang terakhir, sepasang MR BSC ini meluncurkan bagaimana pentingnya untuk melakukan EKSEKUSI.
2. IMPLEMENTASI BSC
Dalam
inplementasipun BSC mengalami perjalanan yang sangat panjang, mulai
dari penambahan jumlah organisasi BSC dan bagaimana mengimplementasikan BSC serta dimulainya pengunaan Software sebagai
pendukung otomatisasi. Lima belas tahun
yang lalu telah di implementasikan BSC di Indonesia, dalam kenyataannya hasil
dari implementasinya di Indonesia, dapat kita kelompokkan menjadi dua
katagori.
Katagori pertama adalah perusahaan yang mengimplementasikan BSC sebagai “ performance measurement system”, yaitu peruhaan yang mulai menurunkan KPI ( Key performance Indicator) individu dari KPI department yang juga di turunkan dari KPI organisasi. Dalam katagori ini, perusahaan telah mulai menyelaraskan akan tujuan masing-masing individu yang ada dalam organisasi ke dalam tujuan organisasi itu sendiri. Yang dimana menggunakan BSC sebagai alat ukur pencapaian Kinerja.
Sementara katagori yang ke dua adalah perusahaan yang mengimplementasikan BSC sebagai “ Performance management system” yaitu dengan melihat posisi perusahaan saat ini ada dimana? Lalu membuat tujuan perusahaan mau kemana dan bagaimana cara untuk menggapai nya dengan semua SDM yang di miliki oleh perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan tetap menarapkan BSC sebagai performance measurement system sebagai landasan untuk menggambarkan posisi dari Kinerja perusahaan pada Beberapa tahun ke depan, misalnya untuk lima tahun ke depan. Bagaimana GAP-nya dan bagaimana cara menghilangkan atau mengurangi Gap untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal implementasi ini, inisiatif merupakan yang sangat penting, organisasi di tuntut untuk menciptakan atau merangsang bertumbuhnya inisiatif2 yang strategis sekaligus, melakukan eksekusi dengan benar dengan tujuan akhir adalah tercapainya tujuan organisasi (Goal).
Katagori pertama adalah perusahaan yang mengimplementasikan BSC sebagai “ performance measurement system”, yaitu peruhaan yang mulai menurunkan KPI ( Key performance Indicator) individu dari KPI department yang juga di turunkan dari KPI organisasi. Dalam katagori ini, perusahaan telah mulai menyelaraskan akan tujuan masing-masing individu yang ada dalam organisasi ke dalam tujuan organisasi itu sendiri. Yang dimana menggunakan BSC sebagai alat ukur pencapaian Kinerja.
Sementara katagori yang ke dua adalah perusahaan yang mengimplementasikan BSC sebagai “ Performance management system” yaitu dengan melihat posisi perusahaan saat ini ada dimana? Lalu membuat tujuan perusahaan mau kemana dan bagaimana cara untuk menggapai nya dengan semua SDM yang di miliki oleh perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan tetap menarapkan BSC sebagai performance measurement system sebagai landasan untuk menggambarkan posisi dari Kinerja perusahaan pada Beberapa tahun ke depan, misalnya untuk lima tahun ke depan. Bagaimana GAP-nya dan bagaimana cara menghilangkan atau mengurangi Gap untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal implementasi ini, inisiatif merupakan yang sangat penting, organisasi di tuntut untuk menciptakan atau merangsang bertumbuhnya inisiatif2 yang strategis sekaligus, melakukan eksekusi dengan benar dengan tujuan akhir adalah tercapainya tujuan organisasi (Goal).
PT. Sien Consultan
Head Office : Jl. Kyai Caringin No.
20A, Jakarta Pusat
Telp. :+6221. 98567515 ,
+62813801631.85
Artikel ini link ke: 1. Artikel ISO 9001.doc 2. Beberapa
keuntungan dalam penarapan S O P dalam sebuah organisasi.doc 3. KONNSULTASI.doc
0 komentar:
Posting Komentar
TELP +6281380163185 / +6287884302987
ISO Consultants,Training ISO 9001,Sertifikat ISO9001:2008,Sistem Manajemen Mutu,QMS, Konsultan ISO,Pelatihan,ISO14001,ISO27000, hccp, gmp, ISO 22000,FSSC 22000,SA 8000,OHSAS18001,ISO50001,5S, Sig Sigma,BSC,SOP, Feasibility study, HR sistem, Recruitment, Apraisal, Risk management, bpom, ukl/upl, halal